09 Sep 2019 Berita General
Pagelaran Wayang Kulit menghibur pengunjung Pasar Seni Ancol pada Sabtu malam (7/9). Dalang cilik Barata Wicaksana menjadi pembuka gelaran bertajuk "Pandawa Kumpul" di Panggung Utama Pasar seni pada pukul 20.00 WIB.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan turut hadir bersama pengunjung menyaksikan seni budaya jawa tersebut. Dalam kata sambutannya, Anies menyampaikan apresiasinya kepada Manajemen Taman Impian Jaya Ancol, PEPADI dan para pendukung lainnya yang terus mengembangkan seni budaya asli Indonesia, salah satunya seni wayang kulit.
Anies bersyukur bahwa malam hari tersebut menjadi babak baru dan berharap agar Kota Jakarta menjadi tempat dimana kemajuan tidak tercerabut dari akar budaya, dimana peradaban memiliki akar yang kuat dalam tradisi Indonesia dan itu artinya memberikan ruang kepada tradisi untuk dilestarikan dan dikembangkan.
Disampaikan bahwa menandai babak baru tahun lalu Kota Tua sudah dibuka kembali untuk dipakai pagelaran wayang dan rencananya pada tanggal 14 September 2019 mendatang akan hadir wayang kulit dengan dalang Ki Manteb Sudarsono di Balaikota dan 9 November 2019 kembali di Pasar Seni Ancol.
Diharapkan di Ancol dibuat rutin, tidak hanya sekali tetapi berkali-kali dalam setahun, dan jadikan Pasar Seni menjadi tempat untuk rujukan kesenian yang tumbuh dan berkembang.
Anies menambahkan bahwa Kedepannya Jakarta benar-benar menjadi rumah dalam berkegiatan seni, apalagi seni pewayangan. Karena yang unik di Indonesia bukan hanya keberagamannya tetapi juga persatuannya. Indonesia itu beragam dan bersatu, untuk bersatu harus memiliki kemampuan untuk memahami, menghormati, dan hal tersebut merupakan turunan dari mengerti karakter dan tenggang rasa.
Pagelaran wayang menjadi salah satu cara mengerti karakter antar individu dan kelompok. Pesan-pesan kemanusiaan, dakwah, dan sosial disalurkan dengan cara yang sangat halus, masuk kedalam pikiran dan batin, hal ini sangat dibutuhkan di Jakarta yang merupakan Kota yang menjadi simpulnya persatuan Indonesia. Oleh karena itu diharapkan agar Ancol, Balaikota dan tempat lainnya rutin menyelenggarakan pagelaran semacam ini yang dapat mendorong persatuan bagi masyarakat.
Teuku Sahir Syahali, Direktur Utama Taman Impian Jaya Ancol dalam kata sambutanya berbahasa jawa halus mengutarakan bahwa konten seni dan budaya di Pasar Seni akan terus ditambah jumlahnya sehingga dapat menjadi tempat referensi kesenian tradisional Indonesia. Dan pagelaran wayang kulit ini merupakan salah satu wujud kepedulian Ancol dalam rangka turut mengembangkan kebudayaan Indonesia khususnya Jawa.
Sementara Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI), Kondang Sutrisno turut memberikan apresiasi dan mendukung Pasar Seni sebagai wadah pengembangan budaya Indonesia, khususnya wayang kulit.
Dalam lakon Padawa Kumpul yang di dalangi oleh Ki Sri Kuncoro semalam mengisahkan tentang para kurawa merekayasa untuk menguasai negara Astina, Pandawa Lima yg sedang dikucilkan oleh para kurawa, dan beranggapan Pandawa tidak bisa kembali lagi selama bertahun tahun.
Suatu ketika, negara wiratha sedang dalam keadaan gonjang ganjing. Rajanya yg bernama Matswopati mencari seorang kesatria untuk membantu meredam kericuhan negara Wiratha. Akhirnya Seto anak Raja Matswapati menemukan Bima yg menyamar sebagai seorang tukang jagal bernama Jagal Abilawa di desa salah satu bawah negara wirata tersebut sangat berpotensi untuk membantu menyelesaikan segala permasalahan di Negara Wiratha. Akhirnya para Pandawa yg menyamar menjadi rakyat jelata yg berbudi pekerti baik, membantu negara wiratha yg sedang gonjang ganjing keluar dari permasalahannya.